Severity: Notice
Message: Only variable references should be returned by reference
Filename: core/Common.php
Line Number: 257
Author : Rian Harianto | 29-04-2015
Kalau saya boleh menyesali perjalanan hidup saya, mungkin salah satu hal yang saya sesali adalah karena saya rada telat menyadari kalo passion saya adalah traveling. Gimana enggak telat kalau saya baru kenal traveling saat umur saya ada di mid 20s. Coba kalo saya mengenal traveling sejak umur saya belasan tahun atau paling nggak saat umur saya early 20s deh. Mungkin saya bisa menjelajahi tempat2 di dunia ini lebih banyak, mungkin saya bisa mengeksplore tempat2 indah di Indonesia lebih sering. Makanya saya setuju banget sama Trinity, sang travelblogger termasyur itu “Traveling lah selagi muda!”.
Saat kita muda dulu, uang memang enggak sebanyak saat kita sudah kerja, tapi waktu kita melimpah ruah. Saat kita kuliah aja, kita punya libur panjang tiap semester. Atau mungkin saat masa peralihan dari kuliah ke dunia kerja, bisa aja kita ambil “liburan panjang” dulu untuk menjelajahi dunia sebelum akhirnya waktu kita habis untuk tenggelam dalam pekerjaan.
Uang? Itu bisa dicari. Saya sering banget ketemu traveler bule yang usianya baru belasan tahun tapi sudah pergi kemana mana. Dan saat saya tanya darimana duitnya, mostly mereka akan bilang dari hasil kerja paruh waktu disela – sela kesibukan mereka sekolah atau kuliah. Jarang banget yang traveling pakai duit orangtua mareka. Kebanggaannya akan menjadi sangat berbeda hehe. Jadi ini sih kembali ke masalah niat dan kemauan.
Waktu saya traveling ke Phuket, saya pernah ketemu dua remaja bule belasan tahun yang traveling dari London untuk menjelajahi India, China dan Asia Tenggara hingga ke Australia. Waktu saya traveling ke Kolkata, saya pernah ketemu seorang cewe muda yang traveling keliling dunia seorang diri selama hampir dua tahun. Dan yang bikin saya malu adalah dia udah eksplore Indonesia jauh lebih banyak dari saya, yang orang Indonesia asli. Dia traveling dari Sumatera Utara, lanjut menyusuri Jawa, Bali, Lombok dan berakhir di Pulau Komodo. Gosh. Waktu saya traveling ke Paris, saya tinggal di hostel yang isinya mayoritas seumuran anak kuliahan. Untungnya karena muka saya yang awet muda, saya masih terlihat seumuran lah sama mereka hehehe *silahkan kalo mau bilang wow
Ada banyak keuntungan kalo kalo kita traveling di saat kita masih muda, salah satunya kita akan lebih toleran dan siap untuk bepergian ala Backpacker seperti misalnya tinggal di hostel kumuh, atau hotel kecil dengan fasilitas terbatas. Kita akan lebih siap untuk naik kereta yang pengap tumplek – tumplekan dengan penumpang lain atau naik bus tanpa AC dari satu kota ke kota lain. Kita mungkin akan lebih siap untuk makan seadanya karena duit yang terbatas, atau bahkan working for food? Walau begitu, tenaga kita juga pasti masih kuat untuk memanggul tas segede gaban. Maklum backpacker hehehe. Tapi tentu hal – hal seperti itu yang akhirnya bisa membuat membuat pengalaman hidup kita lebih kaya dan bermakna bukan?
Sekarang? Saat kita sudah kerja, mungkin kita punya uang lebih untuk traveling, tapi waktu kita tidak sebebas dulu. Selain terikat oleh pekerjaan, kita juga terikat oleh tanggung jawab kita dengan keluarga. So ga bisa selfish deh. Karena faktor umur tenaga kita tentu sudah mulai berkurang, mungkin kita juga akan menjadi lebih manja. Seperti misalnya kita akan memilih untuk tinggal di hotel yang nyaman, kasur yang empuk dan lokasi yg strategis daripada tinggal di hostel yg murah meriah. Kita juga akan lebih memilih naik budget flight dibanding musti menghabiskan waktu perjalanan dengan naik kereta atau bus. Padahal lebih banyak yang bisa dilihat kalo kita melakukan perjalanan dengan kereta atau bus.
So, buat adik2ku yang masih muda belia, yang masih kuliah, atau baru2 kerja, banyak – banyak lah traveling. Hidup cuma sekali, masih banyak keindahan dunia diluar sana yang bisa kita kunjungi, masih banyak kebudayaan di luar sana yang bisa kita eksplorasi. Mumpung tenaga masih kuat dan waktu masih buanyak. Well, Marcopolo memulai perjalanan pertamanya di usia 17 tahun dan Ibnu Batutah memulai pengembaraannya di usia 21 tahun. So, tunggu apa lagi? Dan seperti Saint Augustine bilang “The world is a book, and those who do not travel read only a page”
Sumber : Giovanni Andriy