Severity: Notice
Message: Only variable references should be returned by reference
Filename: core/Common.php
Line Number: 257
Author : Alvin Pranadjaja | 06-05-2015
Dulu mungkin banyak yang mengira bahwa tidak seperti organ tubuh lainnya, otak tidak bisa memperbaiki diri atau mengembalikan fungsinya yang berkurang atau hilang setelah rusak atau terkena suatu penyakit.
Tapi ternyata, saat ini ditemukan bahwa otak merupakan saraf yang plastis dan karena itulah kegiatan dan pengalaman mental bisa merubah struktur yang ada di dalamnya. Hal ini diungkapkan dalam buku terbatu Norman Didge yag berjudul The Brain’s Way of Healing: Stories of Remarkable Recoveries and Discoveries pada bulan Februari 2015.
Dalam bukunya tersebut, Norman Doidge yang berprofesi sebagai seorang psikiater dan peneliti di Departemnen Psikiatri di University of Toronto dan Center for Psychoanalytic Training and Research di Columbia University, menguraikan beberapa penemuan baru dalam penelitian otak yang bisa membantu kita untuk mempertajam otak.
Penemuan yang pertama adalah ternyata olaraha rutin seperti berjalan terbukti sangat berperan dalam menurunkan risiko demensia sampai 60 persen. Tidak perlu latihahan terlalu keras, cukup berjalan 3,2 km atau berpesepeda 10 km, lima kali tiap minggu sudah bisa mengurangi risiko demensia.
Penemuan selanjutnya yang diungkapkan dalam buku tersebut adalah belajar tari, bahasa atau musik baru bisa mempertajam otak kita. Ini karena kegiatan-kegiatan tersebut akan melibatkan bagian otak bernama nucleus basalis yang berfungsi membantu kita memperhatikan sekaligus mengkonsolidasikan koneksi baru di otak saat belajar.
Penemuan terakhir yang dituliskan dalam buku tersebut merupakan hasil sebuah studi terbaru di University of Rochester, Amerika Serikat. Studi tersebut mengungkapkan bahwa istirahat yang cukup juga bisa mempertajam otak kita karena selama tidur, sel-sel otak membukan jalur khusus yang memungkan tumpukan racun di otak termasuk demensia untuk dihilangkan.
Sumber : duniaprofesional