Puasa sifatnya pribadi, dan setiap umat muslim pastinya ingin menjalankan puasa dengan sebaik-baiknya. Tapi bagaimana jika ingin berpuasa pasca sakit? Bagi mereka yang pernah sakit atau punya riwayat sakit tentunya memerlukan penanganan khusus, agar dapat berpuasa. Berikut penjelasanSandy Hantono, Underwriting doctor dari Sequis, dalam seminar beberapa waktu yang lalu.
- Sangat penting untuk mengetahui asupan makanan yang dianjurkan, bagaimana cara pengolahannya, agar mendapatkan cara yang tepat dan tidak akan membuat kembali sakit.
- Berpuasa, batasannya bukan sehat dan tidak sehat, tetapi mampu laksana atau tidak. Seseorang pasca sakit masih bisa berpuasa, asalkan memperhatikan asupan kalori saat sahur dan berbuka, cukupi kebutuhan cairan sesuai anjuran dokter.
- Istirahat perlu, namun tidak boleh berlebihan, menjaga kebugaran dengan olahraga ringan, konsumsi obat secara teratur serta patuh pada pengobatan yang dijalani.
- Untuk mereka yang baru sembuh dari sakit atau mempunyai riwayat sakit namun ingin berpuasa maka perlu memperhatikan apakah mereka sedang dalam pengobatan intensif atau dalam keadaan penyakit kronis. Jika dalam kondisi ini tetap memaksakan puasa dapat memperburuk kondisi sakitnya atau memperlama masa penyembuhan.
- Bagi yang memiliki penyakit yang diturunkan secara genetik, sebaiknya melakukan pemeriksaan medis tertentu untuk menilai kesiapan saat hendak berpuasa dan menentukan langkah-langkah yang diambil bila terdapat gangguan tubuh saat berpuasa. Hal ini karena derajat dan tingkat keparahan suatu penyakit bereda tergantung dari jenis penyakit itu sendiri.
- Ringan tidaknya suatu penyakit hanya dapat diketahui saat seseorang berkonsultasi dengan dokter disertai dengan hasil pemeriksaan medis. Bila diperlukan pengawasan dan pengobatan yang intensif sebaiknya tidak berpuasa dahulu.
Penyakit yang tidak dianjurkan berpuasa. Dari sisi medis, ada beberapa kondisi pasien atau sakit yang dianjurkan tidak berpuasa seperti:
- Pasien dalam perawatan rumah sakit dan dengan keadaan diinfus (infuse cairan maupun makanan atau pasien yang sedang mendapat transfusi darah).
- Pasien infeksi akut seperti radang tenggorokan berat, demam tinggi, diare akut, mual dan muntah.
- Penderita migren atau vertigo (sakit akan bertambah buruk jika pasien tidak makan atau minum obat).
- Pasien dengan gangguan pernafasan akut seperti asma akut, penyakit paru obstruksi kronis yang berat juga dianjurkan tidak berpuasa.
- Jenis lainnya yaitu pasien jantung dengan gagal jantung.
- Pasien sakit maag yang sedang dalam keadaan akut missal muntah-muntah hebat dan nyeri hebat sampai keluar keringat dingin.
- Pasien kanker yang sedang dalam pengobatan atau belum diobati.
- Pasien dengan gangguan hati kronis lanjut.
- Pasien dengan gagal ginjal kronis yang sedang menjalani cuci darah atau peritoneal dialysis.
- Penderita kencing manis dimana gula darahnya belum terkontrol atau jika terkontrol namun dengan kebutuhan insulin harian yang masih tinggi.
- Orang tua usia lanjut dengan menderita pikun (Alzhaimer).
Bagaimana jika terjadi serangan penyakit kembali? Pertolongan pertama yang harus dilakukan yaitu segera konsultasi ke fasilitas kesehatan terdekat, ke dokter yang merawat, atau segera ke Unit Gawat Darurat(UGD) apabila diperlukan. Jangan menahan sakit berkepanjangan dalam keadaan berpuasa, karena selain menghilangkan pahala atau nilai esensi puasa, kondisi badan akan menjadi lemah.