A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Only variable references should be returned by reference

Filename: core/Common.php

Line Number: 257

Melirik Pasar Wadah Kosmetik

Melirik Pasar Wadah Kosmetik

Author : Alvin Pranadjaja | 12-05-2015

Bagi sebagian wanita, perawatan kecantikan merupakan kebutuhan. Tak heran jika klinik kecantikan semakin menjamur. Demikian pula bila Anda berkunjung ke pusat perbelanjaan atau toko swalayan, gerai yang menjual produk kosmetik bertebaran.

Tren pemakaian kosmetik ini ternyata tidak hanya dinikmati oleh para pengusaha kosmetik. Namun, produsen wadah untuk produk kosmetik, yang lazim disebut pot, turut kebagian rezeki. Maklum, selain produk kosmetik yang berkualitas, kemasan juga jadi perhatian.

Suwanto Njoto, warga Surabaya, jeli melihat peluang tersebut. Dus, pada 1995 dia mendirikan UD Podo Seneng yang memproduksi berbagai pot kosmetik untuk krim, lulur, dan pomade rambut.

Suwanto bercerita, dulu, dia sempat memiliki usaha aksesori perempuan, seperti gelang, kalung dan kotak perhiasan. Seiring dengan berkembangnya waktu, dia juga mendapatkan permintaan pot kosmetik dari para pelanggannya.

Adanya permintaan tak lantas membuat pria kelahiran Jember tertarik menjajaki bisnis wadah kosmetik. “Saya cari pasarnya terlebih dahulu,” ujarnya.

Suwanto berhati-hati melangkah karena menilai usaha pembuatan pot padat modal. Jadi, sebelum memutar roda produksi pot, ia terlebih dahulu memastikan pasarnya.

Beberapa bulan kemudian, Suwanto baru merintis usaha pembuatan pot kosmetik. Target pasarnya adalah pelaku UKM atau pemilik usaha kosmetik dalam skala rumahan. Sampai saat ini, ia melayani puluhan klien yang ada di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali.

Suwanto menuturkan, kemasan berbahan plastik, khususnya untuk keperluan kosmetik berkembang pusat di Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta. Sebab, kota-kota ini memiliki pabrik kosmetik dalam skala besar.  “Ketika ada pabrik kosmetik besar, pelaku usaha kecil pun mengikuti jadi semacam sentra untuk industri kosmetik,” tutur pria berusia 46 tahun ini.

Sejauh ini, Suwanto mengincar pemilik klinik kecantikan dan pembeli eceran. Ia memasarkan usaha melalui internet. Ia menegaskan pemasaran online sangat efektif untuk menjangkau klien.

Dia juga melihat selalu ada peningkatan permintaan untuk wadah kosmetik. Apalagi jika ada produk kosmetik tertentu yang jadi tren. “Beberapa tahun belakangan, banyak pesanan baru muncul untuk wadah minyak rambut,” katanya.

Menurut Suwanto, kelebihan Podo Seneng adalah kemampuannya menyesuaikan produksi dengan kebutuhan klien.  “Setiap konsumen sangat unik dan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda,” kata dia.

Pabrikan lain yang juga memproduksi pot kosmetik ialah PT Kemas Maju Indah (KIM) yang berada di Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta Timur. Pabrik ini mulai beroperasi sejak 1980. Alex Hong, Head of Marketing KIM, menuturkan, semua produk KIM merupakan custom made, hingga customer bisa memesan pot sesuai spesifikasi yang diinginkan.

Berbeda dengan Podo Seneng, KIM mendesain wadah kosmetik secara elegan karena ditawarkan untuk konsumen level B dan level A. “Pot kosmetik yang kami buat tidak seperti kebanyakan pot yang beredar di pasaran yang terlihat generik,” ucap dia.

Pembelinya tak hanya produsen kosmetik dalam negeri. KIM juga mengekspor produknya ke Jepang dan Eropa. Alex bilang KIM mematok minimal order sebanyak 10.000 pieces. Sebagai gambaran, produk kemasan lipstik dijual Rp 3.000–Rp 4.000 per pieces.

Suwanto memproduksi berbagai wadah kosmetik dengan beragam ukuran. Mulai dari pot 5 gram untuk keperluan sampel, hingga ukuran besar mencapai 100 gram. Podo Seneng menetapkan minimal pembelian wadah kosmetik sebanyak 5.000 pieces untuk dikirim.

Namun, dia juga melayani pembelian eceran dengan jumlah order 100–1000 pieces. “Syaratnya, customer eceran mengambil sendiri pot kosmetik ke pabrik,” ucap dia.

Berbagai wadah ini dibanderol seharga Rp 800–Rp 3.000 per pieces. Dalam sehari, ia bisa membuat sekitar 1.000 buah wadah kosmetik. Suwanto menambahkan, margin keuntungan untuk usaha kemasan kosmetik bisa mencapai 30%.