A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Only variable references should be returned by reference

Filename: core/Common.php

Line Number: 257

Hidroponik, Solusi Bertani di Tengah Keterbatasan Lahan

Hidroponik, Solusi Bertani di Tengah Keterbatasan Lahan

Author : Alvin Pranadjaja | 12-05-2015

Di mana ada kemauan, di sana ada jalan. Demikian pula dengan dunia pertanian. Keterbatasan lahan bukan halangan untuk bercocok tanam. Setidaknya saat ini menanam tanpa media tanah atau lebih dikenal dengan cara hidroponik, sudah mulai populer di tengah masyarakat.

Dibandingkan dengan cara menanam konvensonal atau dengan tanah, menanam dengan metode hidroponik lebih menguntungkan.

Setidaknya dalam lahan yang relatif sempit mampu menghasilkan tanaman yang lebih banyak dibandingkan dengan menanam di atas tanah.

Selain itu kualitas sayuran yang dipanen dengan cara hidroponik lebih bersih dan terlihat lebih segar, sehingga penampilannya jauh lebih menarik, harga juga lebih mahal.

Adalah Iran (38) warga Dusun Babakan Kelurahan Muktisari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, tengah giat mengembangkan pertanian hidroponik.

Berbagai sayuran jenis sawi-sawian ditanam di dalam green house. Di antaranya sawi pakcoy, selada hijau, selada merah. Bahkan saat ini juga mengembangkan surawung.

Inspirasi Iran yang hingga saat ini masih terus mengembangkan usaha hidroponiknya, muncul sekira dua tahun lalu.

Kali pertama dia tertarik menggeluti usaha tersebut setelah melihat tayangan di salah satu televisi swasta di Indonesia.

"Saat melihat tayangan terseut, saya tertarik. Saya memperdalam ilmu menanam hidroponik melalui internet. Setelah itu saya mencoba dan terus mencoba," tutur suami dari Susi dan ayah satu anak itu.

Berbekal ilmu yang didapat dari internet, dia mencoba menjalin hubungan dengan beberapa pegiat hidroponik. Setelah yakin dengan kemampuannya, Iran membeli benih serta nutrisi untuk tanaman dengan cara pesan lewat online.

"Sebelum benih dan nutrisi sampai, saya mengumpulkan gelas kemasan bekas, botol plastik bekas dan beberapa tempat lain, termasuk stereofoam bekas tempat buah. Kemudian saya tanam di halaman belakang rumah yang sempit," ungkapnya.

Dengan peralatan tersebut, dia mencoba menyemai sayuran sawi. Dipilihnya jenis sayuran tersebut, karena termasuk mudah pemeliharaannya.

Pada mulanya menyemai benih dilakukan dengan busa, akan tetapi media tersebut cepat kering. Selain itu iran juga menambah ilmu hidroponik dengan mengikuti pelatihan di Kabupaten Magelang, Prov. Jawa Tengah serta Lembang.

"Karena tidak memakai tanah, sementara tanaman membutuhkan nutrisi yang ada di air, maka media tanam juga harus punya daya serap yang tinggi. saya pilih rockwool, seperti busa dengan daya serap air lebih tingg," katanya.

Dalam perkembangannya, Iran yang semula hanya coba-coba akhirnya mulai intensif mengembangkan tanaman sayur hidroponik. Beberapa toko dan rumah makan juga disambangi untuk menawarkan sayuran hasil pertanian hidroponik.

"Pemilik restoran, sempat kaget ketika melihat kondisi sayuran yang saya bawa. Mereka langsung tertarik, dan tidak mempersoalkan harga. Alasannya karena kondisi sayuran lebih bersih dan lebih segar. Beberapa restoran sudah menjadi langganan," ungkap Iran.

Saat ini Iran memperluas usaha hidroponiknya. Di atas lahan panjang 12 meter dan lebar 10 meter, dia membuat green house. Setelah semua sarana untuk menanam lengkap, ribuan benih disemainya.