Severity: Notice
Message: Only variable references should be returned by reference
Filename: core/Common.php
Line Number: 257
Author : Joshua Frederic | 04-06-2015
“Sebenarnya saya bukan tipe serial entrepreneur yang suka membangun sebuah usaha dan membiarkan orang lain menjalankannya. Saya tipe orang yang agak posesif,” papar aktor Indonesia, Christian Sugiono, dari kamar hotelnya di Tokyo. “Saya senang memimpikan hal keren yang bisa saya peroleh, dan mengejar mimpi tersebut.”
Christian adalah co-founder dan CEO dari MBDC Media. Minggu lalu, perusahaannya menjadi pusat perhatian ketika mereka mengumumkan suntikan investasi terbaru mereka dari Rebright Partners dan 500 Startups.
Christian Sugiono adalah sebuah nama yang akan dikenali oleh sebagian besar orang Indonesia. Sejak tahun 2005, Christian yang tinggi dan tampan ini sudah membintangi serial TV lokal dan film di Asia Tenggara. Film-film yang telah ia bintangi antara lain Dunia Mereka,Akhir Sekolah, dan Tipu Kanan Tipu Kiri. Karir Christian juga meliputi modeling untuk Majalah Hai dan bertindak sebagai duta selebriti bagi merk seperti Hewlett-Packard dan pasta gigiClose-Up. Ia juga sering berkontribusi sebagai jurnalis untuk Trax Magazine mewakili MTV Indonesia.
Namun Christian bukan hanya sebuah wajah tampan. Ia dengan cepat membangun reputasi sebagai satu dari founder teknologi serius yang ada di Jakarta. Bintang Jakarta Undercover ini juga seorang programmer komputer di kala senggang, yang tahu bagaimana cara coding dan memperoleh gelar dari Technical University of Hamburg di Jerman. Saat ini, MBDC Media adalah induk perusahaan MalesBanget, website humor populer di Indonesia.
Produk flagship MBDC Media, MalesBanget sudah ada sejak tahun 2001, ketika Christian masih belajar di Jerman. Ketika di luar negeri, ia menggunakan IRC (internet relay chat) untuk berbincang dengan orang Indonesia yang berada di seluruh dunia, dan mengklaim bahwa disinilah ia bertemu dengan co-founder Aryo Sayogha dan Arianjie Az. Ia menjelaskan:
Kita sering berbincang tentang apa yang sedang terjadi di Indonesia, apa tren yang sedang berkembang, lelucon yang populer […] Channel IRC tersebut dinamakan #malesbanget dan menjadi agak populer. Akhirnya, pada tahun 2002 kami membeli domain malesbanget.com dan bersama anggota channel IRC channel tersebut, kami menciptakan sebuah website dengan konten lelucon bergaya Indonesia. Arianjie dan saya menulis banyak sekali artikel kala itu. Aryo sering mengambil gambar, dan ada beberapa teman yang membantu coding serta merancang website tersebut.
Christian mengklaim bahwa MalesBanget nantinya menjadi sebuah portal yang cukup dikenal di kalangan mahasiswa yang sedang berada di luar negeri. Selera dan artikelnya yang konyol membuat nyaman mahasiswa-mahasiswa yang rindu akan rumah mereka. Namun, ia menambahkan bahwa perusahaan tersebut hanya mempunyai kesuksesan yang biasa saja seiring tidak adanya yang mengurus website tersebut. Christian mengatakan bahwa ia dan Arianjie teralihkan perhatiannya pada proyek lain, Subtube Studio, sebuah perusahaan pengembangan web. Alhasil, pada tahun 2006 MalesBanget “mati” karena kekurangan konten.
Dengan Subtube, Christian dan timnya menghabiskan beberapa tahun mengembangkan website untuk orang lain, sambil terus mengidamkan portal media yang menyenangkan dan menghibur untuk mereka sendiri. “Saat itulah kami pikir bahwa menghidupkan kembali MalesBanget dari kematian merupakan ide yang bagus,” ungkap Cristian. Pada tahun 2011, Christian dan co-founder lainnya mendirikan PT MBDC Media yang bertindak sebagai perusahaan induk bagi Subtube, MalesBanget, dan proyek lainnya yang ingin mereka bangun di masa depan.
Tim MBDC Media
Christian mengatakan bahwa yang ia lakukan merupakan hal unik karena pada saat itu, pemain media online lokal hanya mempunyai fokus terhadap berita, gosip hiburan, olahraga, atau politik – yang semuanya mempunyai segmentasi pasar luas.
MBDC Media belum menemukan publisher lain yang mempunyai fokus terhadap segmenaudience laki-laki muda seperti yang dilakukan MalesBanget. Sebagai tambahan, MBDC memutuskan untuk menciptakan konten custom bagi para pengiklan sebagai usaha untuk membedakan diri dari kerumunan. “Dengan melakukan segmentasi, audience kami menjadi lebih jelas […] dan kami percaya bahwa kami dapat menjadi salah satu solusi alternatif untuk pengiklan yang ingin menghabiskan dana mereka dalam konten alih-alih banner konvensional atau advertorial.”
Selain memantau perusahaan secara keseluruhan, Christian sangat bangga dengan fakta bahwa ia turun langsung dalam memproduseri dan membuat video untuk MBDC. Ia juga menghasilkan film seri travel yang sukses di internet, Jalan Jalan Men, yang juga dipersembahkan oleh MalesBanget dan disiarkan di televisi lokal GlobalTV.
Pada pertengahan tahun 2014, Takeshi Ebihara, general partner dari firma venture capital di jepang, Rebright Partners, menghubungi MBDC. “Saat itu, kami sedang dalam tahap penggalangan dana,” ungkap Christian. “Kita bertemu beberapa kali dengan Ebihara untuk berbicara, berdiskusi dan untuk saling mengenal satu sama lain. Ia juga datang berkunjung ke kantor kami dan bertemu tim serta melihat cara kami bekerja.”
Dari kiri: Aryo Sayogha, Takeshi Ebihara, Christian Sugiono, Khailee Ng.
Pada bulan Agustus, Takeshi membawa Christian ke acara Geeks On A Plane di Jakarta dimana di sana ia mengenalkan Christian ke Khailee Ng, venture partner 500 Startups di Asia Tenggara. Grup tersebut pergi minum dan mengalami apa yang disebut Christian sebagai “pembicaraan yang sangat menarik dan mendalam” tentang industri media, dan bagaimana cara membuat sebuah perusahaan besar.
Pada tanggal 4 September kemarin, MBDC Media meresmikan kerjasama dengan Rebright Partners dan 500 Startups dengan investasi yang tidak disebutkan jumlahnya. Christian mengklaim bahwa Khailee dan Takeshi, keduanya mempunyai visi yang sama seperti dia, serta hasrat dan pengalaman seputar dunia media. Ia menambahkan, “Alasan mengapa mereka tertarik kepada MBDC adalah karena permintaan untuk konten online, terutama video. Hal ini terus meningkat dan dijawab dengan kemampuan kami menciptakan ide kreatif.”
Sumber : Leighton Cosseboom - Techinasia