Severity: Notice
Message: Only variable references should be returned by reference
Filename: core/Common.php
Line Number: 257
Author : Joshua Frederic | 01-06-2015
Jangan salah mengalokasikan uang pribadi Anda untuk membangun kerajaan bisnis sendiri jika tidak ingin gagal dan kemudian meratapi nasib
Di AS, sekitar 500 ribu bisnis kecil muncul setiap harinya. Namun, menurut perhitungan statistik, sebagian besar akan mengalami kerugian dan kemudian hancur di keesokan harinya. Kenapa? Karena sebagian besar dari bisnis kecil tersebut dibentuk dengan menggunakan uang pribadi dari sang pemilik.
Jika diteliti lebih lanjut, satu-satunya permasalahan besar yang menghambat keberlangsungan usaha bisnis kecil hanyalah “uang”. Kehilangan pelanggan? Bukan menjadi soal karena tinggal mencari lagi. Salah menentukan harga? Tidak menjadi masalah karena Anda sudah mempelajari seluk-beluknya untuk menetapkan harga dengan marjin yang lebih menguntungkan nantinya.
Namun bagaimana bila kehilangan uang atau modal untuk usaha? Akibatnya sangatlah fatal. Tidak hanya keseluruhan operasional perusahaan akan terbengkalai, namun begitu juga dengan kesehatan dan juga kewarasan Anda. Bagaimana tidak, uang yang telah Anda kumpulkan dengan jerih payah sendiri selama bertahun-tahun hilang begitu saja karena kesalahan pengelolaan.
Untuk mencegah hal tersebut, persiapkan diri Anda dengan sebaik-baiknya melalui tips di bawah ini agar tidak mengalami pasang-surut dalam mengelola bisnis dengan modal pribadi. Ini dia cara-caranya boss!
1. Terlalu Agresif dalam Mempekerjakan Karyawan
Jangan sampai membuat diri Anda bermasalah dengan tuntutan para pekerja yang terlalu mahal, apalagi menyangkut permasalahan asuransi. Oleh karena itu ia menyarankan Anda para boss keren untuk lebih berani dalam “menekan” karyawan lama agar bisa memberikan usaha yang lebih. Perhitungkan baik-baik sebelum memutuskan untuk menambah karyawan baru. Lebih baik meningkatkan bonus karyawan lama daripada mempekerjakan karyawan baru.
2. Cermat terhadap Biaya
Pada awalnya, Anda tentu mempunyai harapan bahwa budgeting yang telah tersusun tidak akan membengkak dari perkiraan awal sesuai dengan idealisasi yang telah ia tetapkan. Akan tetapi, pada akhirnya, semua perencanaan tersebut meleset dan membuat ia harus mengeluarkan 20% lebih dari perencanaan semula. Biaya ekstra tersebut datang akibat pengaruh eksternal yang tidak bisa diprediksi seperti keterlambatan vendor, biaya ekstra dan juga waktu untuk membangun teknologi.
3. Terlalu Cepat dalam Menetapkan Brand
Apakah Anda pernah mengeluarkan uang banyak untuk membayar seorang copywriter untuk mengembangkan brand yang cocok untuk usahanya. Hasilnya? Tidak lama setelah brand muncul, Anda kemudian merubah arah bisnisnya sesuai dengan perkembangan pasar. Sebuah usaha yang sia-sia untuk membayar sang copywriter. Oleh karena itu, cobalah tahan diri Anda untuk bisa menunggu setidaknya antara 6-12 bulan sebelum memutuskan seperti apa brand perusahaan Anda yang sesungguhnya. Keputusan ini tentu saja juga didukung dengan perkembangan bisnis Anda selama itu untuk menilai apakah sudah berjalan ke arah yang tepat atau tidak.
4. Terlalu Fokus pada Fitur
Fokus kepada apa yang utama. Jangan sampai menyibukan diri dengan fitur-fitur bisnis yang bisa didapatkan seiring dengan berjalannya waktu jika Anda tidak ingin membuang waktu dan uang. Apa saja hal yang utama? Membina hubungan dengan konsumen melalui communication tools yang tepat; memastikan bahan baku terkirim tepat waktu dengan biaya efisien.
Apa saja yang menjadi fitur-fitur bisnis yang kurang signifikan? Gedung kantor yang bonafit di lingkungan mahal; seragam karyawan yang fancy dan catchy. Nah, setelah Anda mengetahuinya, cobalah fokus kepada hal yang utama terlebih dahulu agar tidak membuang uang percuma.
Sumber : Boss Keren