Severity: Notice
Message: Only variable references should be returned by reference
Filename: core/Common.php
Line Number: 257
Author : Alvin Pranadjaja | 12-05-2015
Mempunyai keterampilan tangan membuat kerajinan tangan dari kertas koran ketika bersekolah dulu, membuat Haerani Erlina Farida ingin mengaplikasikan ilmunya tersebut lewat bisnis. Wanita berusia 51 tahun ini lantas mencoba menjalankan bisnis kerajinan dari koran di tahun 2011 silam.
Namun, tidak semata-mata ingin mencetak uang dari menjadi pengusaha kerajinan kertas koran, wanita yang akrab disapa Rani ini juga ingin membantu mengangkat perekonomian kaum ibu yang membutuhkan penghasilan untuk kebutuhan keluarga.
Oleh sebab itu, Rani mengumpulkan sejumlah masyarakat yang butuh penghasilan untuk menjadi pekerjanya. Bengkel kerjanya di Jl. Saaba, Jakarta Barat. Umumnya, pekerjanya adalah ibu rumah tangga dan para pensiunan. Beberapa diantaranya warga asal Cakung, Jakarta Timur dan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. "Usaha yang saya namakan Ranny Kreasi ini memang niatnya untuk memberdayakan masyarakat yang membutuhkan tambahan penghasilan untuk keluarga," ujarnya.
Saat ini ada 20 orang karyawan yang bekerja membuat aneka kerajinan tangan dari kertas koran ini. Produknya seperti keranjang, tas jinjing, vas bunga, tempat perhiasan, juga wadah beragam ukuran serta bentuk. Ada lebih dari 100 model barang yang dia telah hasilkan.
Dalam menjalankan usaha ini, Rani kerap mengajarkan, dan membina para pegawainya hingga mampu membuat bermacam-macam barang dari koran bekas yang layak jual.
Lama pengerjaan untuk menyelesaikan satu buah barang tergantung dari besar kecilnya barang tersebut. Biasanya, untuk membuat suvenir sejumlah 500 unit sampai 700 unit, membutuhkan waktu sekitar satu bulan dengan memperkerjakan tiga orang karyawan. Untuk pembuatan karpet, membutuhkan waktu sekitar tiga minggu untuk pengerjaannya.
Proses pembuatan produk koran bekas ini terbilang mudah dan sederhana. Rani bilang, koran-koran bekas tersebut hanya perlu direndam selama 20 menit hingga berbentuk seperti bubur kemudian ditiriskan selama 12 jam. Setelah itu barulah dilinting, dikeringkan, dan dibentuk sesuai model yang diinginkan. Proses terakhir yaitu melakukan vernis agar barang awet dan tahan lama.
Ia mengaku tidak kesulitan untuk mendapatkan koran bekas. Sebab, dia memiliki langganan dari seorang pekerja kebersihan di kantor serta tukang loak. "Saya membeli bahan baku kepada orang yang benar-benar membutuhkan uang tambahan," tutur wanita yang sudah memiliki satu cucu ini.
Harga jual produk cukup beragam, mulai dari Rp 7.500 sampai Rp 500.000 per unit. Dalam sebulan, dia bisa meraup omzet sekitar Rp 3 juta−Rp 4 juta. Keuntungannya bisa mencapai 50%.