A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Only variable references should be returned by reference

Filename: core/Common.php

Line Number: 257

Beternak Jangkrik, Mudah dan Menguntungkan

Beternak Jangkrik, Mudah dan Menguntungkan

Author : Alvin Pranadjaja | 12-05-2015

Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat (Sumbar), memiliki sentra peternakan jangkrik yang dikelola oleh masyarakat, yang berdampak pada peningkatan ekonomi, serta bermanfaat bagi pengembangan daerah tersebut.

Wali Nagari Ganggo Hilia, Kecamatan Bonjol, Pasaman, Bondan Kusdianto di Bonjol, Senin, mengatakan di nagari (desa) ini terdapat empat jorong yang masyarakatnya fokus dalam peternakan jangkrik, dimana hasilnya, telah dapat memenuhi kebutuhan jangkrik di Kabupatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Kota Bukittinggi, bahkan hingga Natal, Sumatera Utara.

"Empat jorong yang fokus dalam pengembangan peternakan jangkrik tersebut yakni jorong Kampuang Jambak, Padang Baru, Masus, dan Tanjuang Alai, atau sekitar 120 kepala keluarga (KK), dimana jika dikalkulasikan dalam sekali panen mereka dari nagari ini dapat menyalurkan sekitar setengah ton jangrik kepada semua daerah tujuan distribusi," ujarnya.

Ia menambahkan dengan adanya peternakan jangkrik ini, selain membantu perekonomian masyarakat, juga bermanfaat untuk membantu pertanian, salah satunya untuk pertanian cabe rawit, dimana kotoran dari jangkrik ini, dapat menjadi sumber pupuk yang baik untuk tanaman itu.

Peternakan jangkrik diakui wali nagari tersebut, berasal dari ide kepala jorong Tanjung Alai, yang pernah mengenyam pendidikan hingga tingkat sarjana, dan dengan tujuan bersama ingin meningkatkan taraf perekonomian masyarakat, dilakukanlah perncontohan peternakan tersebut.

Peternakan yang digagas kepala Jorong Tanjung Alai, Nagari Ganggo Hilia, Kecamatan Bonjol, Aziz Hamdani, tersebut, dari setiap penangkarannya dapat menghasilkan keuntungan bagi peternak antara Rp700 ribu sampai Rp1 juta setiap kali panen.

Harga setiap kilogram jangkrik, yang akan dipasarkan setelah ditetaskan hingga berusia 40 hari, diakuinya memang bervariasi, antara Rp55 ribu hingga Rp100 ribu, sehingga dengan demikian penghasilan warga yang beternak jangkrik tersebut jelas terbantu dari usaha itu.

Sehubungan dengan itu, Kepala Jorong Tanjung Alai, Nagari Ganggi Hilia Aziz Hamdani menjelaskan ide peternakan jangkrik berawal dari adanya potensi kebutuhan jangkrik yang besar, terutama untuk makanan burung, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan didaerah ini perlu didatangkan dari Kota Pekanbaru.

"Kami melihat potensinya untuk menjadi salah satu sumber mata pencarian warga, sebab cara beternaknya juga tidak terlalu sulit, dan dapat dilakukan oleh masyarakat kita," sebutnya.

Menurut dia, kami berharap makin banyak masyarakat yang mau untuk beternak jangkrik ini, sebab dapat menjadi sumber penghasilan, sebab hingga saat ini baru beberapa KK yang menggelutinya.