A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Only variable references should be returned by reference

Filename: core/Common.php

Line Number: 257

Bisnis Jelly Art, Menghasilkan Fulus Dari Rumah

Bisnis Jelly Art, Menghasilkan Fulus Dari Rumah

Author : Joshua Frederic | 11-05-2015

JAKARTA - Semangkok jelly yang bening dan kenyal mungkin hanyalah makanan yang biasa. Namun nilai makanan ini bisa meningkat jika ditambahi kreasi seni berupa teknik menghias jelly yang disebut jelly art.

Walhasil, penganan jelly pun bisa naik kelas bahkan dapat dijadikan hantaran untuk acara istimewa, pengganti cake ulang tahun atau goody bag di acara spesial.

Teknik jelly art diadaptasi dari gelatin art atau gelatin decorada yang sudah lama populer di Meksiko. Jelly yang bening diibaratkan kanvas untuk menuangkan kreativitas melukis. Jelly yang berwarna dimasukkan ke dalam jelly bening pakai alat suntik hingga tercipta gambar tertentu.

Aneka macam objek bisa digambar di dalam jelly mulai dari animasi, bunga mawar, lotus, bunga matahari, ikan koi, burung merak, pasangan,  hingga panorama alam.

Sejak booming di Indonesia pada pertengahan 2014, banyak pelaku usaha kuliner Tanah Air yang kini mencoba mempelajari dan mulai menjadikan jelly art sebagai bisnis dengan potensi keuntungan yang lumayan.

Salah satu pelaku usaha jelly art adalah Wiwik Dwi Wahyuni. Perempuan 37 tahun itu terjun ke bisnis tersebut awalnya karena ingin membuat jajanan sehat kepada anaknya.

Menurut Wiwik, seni menghias jelly sangat unik dan tidak butuh keterampilan spesifik. Semua orang bisa belajar dan tidak ada kata gagal, karena penilaian bagus atau tidaknya suatu karya seni pastinya akan berbeda-beda pada setiap orang.

“Tetapi memang mereka yang punya bakat seni dalam lukis, menggambar, memahat atau orang yang memiliki daya imajinasi tinggi biasanya memiliki nilai lebih untuk hasil karya jelly art-nya,” kata dia.

Pertama kali belajar pada September 2014, Wiwik mengeluarkan modal sekitar Rp125.000 untuk kursus, Rp5.000 untuk beli jarum suntik, dan Rp50.000 untuk loyang cetakan.

Untuk bahan baku seperti bubuk jelly, gula pasir, susu, pewarna makanan, dia membelinya di pasar.

Dari segi modal usaha tersebut bisa dibilang tidak mahal, hanya pakai alat jarum suntik yang bisa didapatkan di toko alat kesehatan. Jika ingin membuat kreasi yang lebih advance, sekarang ada banyak gubia atau tool yang juga dapat dibeli di pasar.

Wiwik mengasah skill dengan latihan menggunakan video tutorial yang banyak beredar diYoutube. Kreasi yang dia ciptakan ternyata banyak disukai oleh kerabat dan kenalannya.

Beberapa bulan usahanya berjalan, Wiwik mendapat banyak order untuk jelly art untuk hantaran Natal dan Tahun Baru, serta untuk catering acara pesta pernikahan. “Bila sedang ramai\, order dalam seminggu bisa Rp3juta-Rp4juta. Kalau kondisi sepi omzetnya Rp1,5 juta,” katanya.

Margin laba yang bisa didapat pun lumayan besar. Misalnya, untuk jelly ukuran cup kecil dijualnya seharga Rp5.000 dengan profit sebesar 30%. Sementara untuk ukuran diameter 22 sentimeter yang dijual Rp150.000- Rp185.000, Wiwik dapat mengantongi laba hingga 65%.

Kini Wiwik masih melayani pembuatan jelly art dengan sistem pemesanan yang mengalir berkat promosi dari mulut ke mulut. Dia juga berpromosi lewat akun Instagramnya @Wahyuni.wiwik. Kendati banyak permintaan, dia hanya menerima permintaan dari seputar Jabodetabek karena keterbatasan kurir.

Melihat prospek usaha yang sangat menjanjikan tersebut, karyawan swasta ini berniat menekuni usaha jelly art sebagai profesi utama. “Prospek jelly art masih berkembang untuk 1-2 tahun ke depan, pastinya kita tetap perlu menciptakan inovasi yang lebih spektakuler.” kata dia.

Sumber : Ropesta Sitorus