Film yang merupakan salah satu film terbaik Robin Williams ini berlatar belakang pendidikan yang mengkisahkan kehidupan disuatu asrama laki-laki yang bernama Welton Academy. Sekolah ini memiliki system pendidikan yang ketat dan hanya memiliki satu tujuan, yaitu memasukan pelajarnya ke universitas favorit yang juga merupakan tujuan orang tua pelajar memasukan anaknya ke sekolah tersebut, menyebabkan proses belajar sangat monoton dan tidak menarik.

Keadaan berubah sejak kehadiran guru bahasa inggris baru, Mr Keating. Pola mengajarnya yang unik mengubah pola pikir muridnya dan membuka wawasan yang selama ini tersumbat oleh system belajar sekolah tersebut. Carpe Diem yang berarti petiklah hari yang sering ia tekankan terhadap murid-muridnya agar menggapai impian yang mereka mau walaupun disetiap impian pasti terdapat resiko tersendiri. Perlahan para murid mulai mengagumi Mr Keating dan mulai mencari latar belakang gurunya. Mereka menemukan bahwa Mr Keating pernah membentuk klub puisi yang bernama Dead Poet Society yang menginspirasi para muridnya untuk mengikuti jejak gurunya tersebut.

Cerita mulai intens ketika Neil yang mengikuti saran gurunya untuk mengikuti impiannya meskipun menentang aturan kedua orang tuanya yang mengekang, dan Mr Keating yang menjadi kambing hitam atas suatu peristiwa dan pengajarannya dianggap melenceng dari tradisi sekolah tersebut.

Dead Poet Society memiliki unsur cerita yang sederhana tetapi tidak membosankan, mengharukan sekaligus menghibur. Robin Williams dan para pemain lainnya berhasil memainkan emosi penonton.

Film ini menginspirasi dunia pendidikan dimana mengkritik realita yang kebanyakan menganggap pendidikan hanya untuk mencapai suatu kesuksesan materil dan status semata, melainkan pendidikan merupakan suatu proses pencarian jati diri sekaligus pengarah menuju impian yang merupakan jalan menuju kesuksesan yang sesungguhnya.