A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Only variable references should be returned by reference

Filename: core/Common.php

Line Number: 257

Review - The Duff (2015)

Review - The Duff (2015)

Author : Alvin Pranadjaja | 26-06-2015

Ya, tidak teralu banyak romcom komedi remaja era milenium yang mampu meninggalkan kesan mendalam yang setelah beberapa lama filmnya dirilis masih mampu kamu ingat jika kemudian ada orang yang menanyakan, “Hei, apa sih romcom remaja yang bagus?” Jawabannya mungkin tidak jauh-jauh dari Mean Girls-nya Mark Water dengan dukungan ensemble cast perempuan yang luar biasa atau mungkin juga pesona luar biasa Emma Stone yang mempu membuat Easy A susah untuk dilupakan. Dan saya senang bisa menemukan dan memasukan The Duff ke dalam salah satu romcom remaja terbaik yang pernah dibuat di era twitter saat ini.

Sekolah menengah atas, murid pecundang vs bintang sekolah yang bitchy abis sampai kemeriahan pesta dansa akhir tahun ajaran, The Duff sebenarnya mengusung semua elemen populer dan klise yang bisa kamu temukan dalam lusinan drama komedi romantis remaja ala hollywood yang pernah ada. Lantas apa yang kemudian membuatnya spesial? Pertama, kombinasi naskah kuat buatan Josh A. Cagan yang mampu bersanding apik dengan penyajian kreatif dan penuh semangat dan andrenalin muda menyenangkan dari Ari Sander di debut penyutradaraan film panjangnya.

Ya, kita bisa melihat bagaimana Sander mampu mempresentasikan semua keasikan yang bisa kamu dapatkan dalam sebuah komedi romantis remaja dengan segala pernak-pernik modern, visual dengan desain atratktif,soundtrack bagus, humor-humor renyah plus polemik utamanya yang menghadirkan istilah baru, DUFF(Designated Ugly Fat Friend), julukan buat para manusia tidak populer yang dimafaatkan sebagai untuk mendekati teman-temannya yang notabene jauh lebih cantik atau lebih tampan.

Kedua, The Duff punya dukungan cast sempurna untuk sub-genre ini, sesuatu yang jarang dimiliki oleh koleganya sesama teen romcom. Dipimpin oleh jebolan serial Parenthood Mae Whitman, The Duff harus diakui banyak tertolong dengan kemampuan para pemainnya menggerakan narasinya. Whitman adalah Bianca Piper a.k,a The DUFF kita, remaja pintar, lucu dan baik hati, sayang ia tidak punya kualitas dan pesona fisik yang mampu disejajarkan dengan dua sahabat baiknya, Jess (Skyler Samuels) dam Casey (Bianca Santos), dua murid perempuan paling cantik di sekolahnya. Persahabatan Bianca, Jess dan Casey sebenarnya tidak pernah bermasalah meski penampilan terlihat bak langit dan bumi sampai suatu saat Wesley “Wes” Rush (Robbie Amell), teman sekolah, bintang football,  sekaligus tetangga seberang rumahnya ‘menyadarkan’ Bianca bahwa ia sebenarnya adalah seorang DUFF sejati.

Benar, susah untuk tidak mengakui bahwa Mae Withman adalah bintang The DUFF. Ia benar-benar mendominasi di hampir 101 menit dursinya dengan kemampuannya mengolah karakter murid pencundang Bianca Piper untuk bisa disukai penontonnya. Lihat saja kelakuannya, ia mampu menghadirkan sisi manis, guyonan kocak sekaligus kegilaan remaja tanggung belasan tahun yang tersaji seperti tanpa rasa malu, sesuatu yang jelas susah dilakukan untuk aktris yang sebenanrya sudah menginjak usia 27 tahun. Sementara di tempat lain, Withman juga bisa menghasilkanchemistry yang sama asiknya ketika disandingkan dengan Robbie Amell. Keduanya memang bukan pasangan yang ideal secara fisik, Robbie Amell juga tidak punya pesona sekuat Whitman, tetapi entah bagaimana keduanya mampu tampil intim, bagaimana interaksi mereka dapat memberi kekuatan tersendiri buat The DUFF.

Sumber : Movie Entusiast