A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Only variable references should be returned by reference

Filename: core/Common.php

Line Number: 257

3 Faktor yang Mendukung Larisnya Film Insidious 3

3 Faktor yang Mendukung Larisnya Film Insidious 3

Author : Alvin Pranadjaja | 10-06-2015

"Insidious: Chapter 3" sukses 'menakuti' pesaingnya di box office pada penayangan perdananya di Amerika Serikat. Film yang disutradarai oleh Leigh Whannel ini memuncaki tangga box office dengan perolehan 10,4 juta dolar AS pada Jumat lalu, 5 Juni 2015.

Raihan itu secara otomatis menurunkan posisi film komedi action Jason Stathamdan Melissa McCarthy, Spy dan juga pemimpin box office minggu lalu San Andreas.Namun di balik ketegangan di box office tersebut, "Insidious: Chapter 3" merupakan film yang paling menguntungkan di antara Spy dan San Andreas.

Insidious: Chapter 3 diproduksi dengan anggarannya 10 juta dolar AS namun angsuran ini begitu cepat mengeruk 23 juta dolar AS pada pekan pertama penayangannya. Sementara San Andreas yang diproduksi dengan bujet raksasa sebesar 110 juta dolar As 'hanya' memperoleh pendapatan sebesar 54,5 juta pada pekan pertama penayangannya di AS sampai saat ini sudah mengantongi 152 juta dolar AS. Lain hal dengan biaya produksi Spy yang jauh lebih sedikit daripada San Andreas. Film komedi action yang diproduseri dan disutradari oleh Paul Feig ini menghabiskan dana sebesar 65 juta dolar As dan menghasilkan sekitar 30 juta dolar AS pada pekan pertamanya.

Yang menjadi pertanyaan sekarang bagaimana film horor berbujet rendah mampu laris manis di pasaran. Dalam sebuah artikel di laman Vox, menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi film Insidious dalam mengeruk keuntungan.

 

 

1. Arsitek 'Bangunan' Insidious

Konstruksi cerita Insidious pada dasarnya seputar rumah berhantu yang dikemas dalam cerita yang cerdas dan dan penuh dengan ketakutan. Itu semua diarsiteki oleh duo sineas James Wan dan Leigh Whannel.

Dua film pertama Insidious disutradarai oleh James Wan dan ketiganya ia ikut andil sebagai produser bersama Jason Blumm. Kedua film Insidious itu, James Wanmemiliki cara berbeda dalam menerjemahkan alam metafisika yang dinamainya dengan 'The Futher'. The Futher itu, Wan visualisasikan dalam rumah berkabut yang tidak ada manusia hidup.

Di sela-sela Insidious 1 dan 2, Wan juga sukses mengarahkan film horor lainnya,The Conjuring. Dengan budget 20 juta dolar AS, The Conjuring mampu menghasilkan penghasilan dua kali lipat dari bujet pada pekan penayangan perdananya.

"Kami memiliki pengalaman hebat dengan James saat membuat The Conjuring (pertama), dan berkat dia filmnya sukses," kata presiden/COO New Line Toby Emmerich dikutip Deadline. "Dia salah satu master di genre film ini (horor)"

Kemampuan penyutradaraan Wan itu pun akhirnya disewa oleh Universal untuk mengarahkan film Furious 7 menggantikan sutradara sebelumnya, Justin Lin. Gaya penyudtradaraan dalam film action perdananya itu pun diterima baik oleh penonton. Situs imdb sendiri memberikan rating 7,6 untuk Furious 7 dan mencatat pendapatan sebesar 1,5 miliar dari seluruh dunia.

Sama dengan Wan, karya Leigh Whannel juga kebanyakan adalah bergenre horor. Ia mengawali karirnya dengan mendampingi James Wan sebagai penulis naskah film Saw. Sejak itu, ia dan James Wan secara konsisten bekerjasama mengeluarkan berbagai film horor mulai Saw, Dead Silence, hingga Insidious. Di seri ketigaInsidious, ia naik kelas dari penulis naskah menjadi sutradara, penulis naskah sekaligus membintanginya sebagai pemburu hantu, Specs.

Di luar James Wan dan Leigh Whannel, Jason Blum juga berpengaruh dalam mempopularkan flm horor ini. Jason Blum setia duduk menjadi produser untuk ketiga film Insidious. Blum telah menciptakan mini-kerajaan horor dalam beberapa tahun terakhir, karena dia menghasilkan waralaba Paranormal Activity, Insidious, danSinister. Ia juga menghasilkan film non-horor seperti Whiplash yang memenangkan 3 piala oscar.

Sebagai produser, ia pun itu pun tidak asal menerima proyek film. "Satu hal yang saya coba dan lakukan, ketika orang menanyakan "Jenis film apa yang kalian cari," satu hal yang saya cari adalah "berbeda". Hollywood terlihat mundur dan mencoba untuk mengulangi. Dan kita benar-benar mencoba untuk tidak melakukan itu".

 

 

2. Cara Kerja Hantu

Untuk film horor, hantu pastinya hal yang paling penting. Bagaimana cara hantu dipekerjakan dalam film Insidious? Hantu yang dipasang oleh James Wan memiliki semacam kepribadian kuat yang terlihat dari pilihan kostum dan make up. Dalam film pertamanya, setan berwajah merah yang terobsesi memasuki dunia manusia untuk menyebarkan kepedihan pada manusia. Sedangkan hantu wanita tua yang memiliki hubungan dengan kepala keluarga, Joe memberikan film kedua memiliki banyak alur cerita. Ketika backstory wanita tua itu terungkap, itu salah satu momen yang rumit dalam waralaba.

Selain itu, Insidious secara bijaksana tidak menjabarkan apakah hantu dan setan dapat masuk ke dunia manusia, tapi James Wan cukup membiarkan para hantu melakukan banyak hal. Seperti mengetuk dinding, membuka pintu sendiri, bermain piano, terdengar suaranya, berjalan dan meninggalkan jejak. Itulah yang menyebabkan setiap serinya kerap menimbulkan ketakutan di setiap adegannya.

 

 

3. Peran Keluarga

Ketiga film Insidious menguji keutamaan sebuah unit keluarga. Bahkan seri ketiganya, diceritakan sebuah keluarga yang diuji dengan kematian seorang ibu. Itulah yang menjadi akar kesedihan dari keseluruhan cerita.

Jika dibandingkan dengan film horor buatan Steven Spielberg Poltergeist, ada satu perbedaan yang cukup besar antara keduanya. Film horor Steven Spielberg sering tidak melibatkan orangtua dalam film horornya. Sedangkan Film Wan melibatkan rumah tangga dengan dua orang tuanya yang meyakinkan pada akhir bahwa keluarga akan menang, karena tidak ada yang lebih abadi dari cinta. Dengan begitu,Insidious dapat mencakup target penonton yang lebih luas.

 

Sumber : Muvila